umpan lobster laut

Halo kawan semoga kalian baik-baik saja, Kali ini saya mau membagikan informasi tentang umpan lobster laut lengkap dengan gambar beserta isinya. Sebelum melangkah kepada pembahasan umpan lobster laut alangkah baiknya kita pahami dulu tentang umpan lobster laut tersebut.
umpan lobster laut memang sedang hits dicari saat ini, Apalagi umpan lobster laut yang akan saya share ini sangat lengkap dengan informasi selengkapnya. Dijaman ini memang banyak sekali teknologi yang super canggih, bisa dari Smartphone yang kalian punya sudah bisa melakukan apapun di tangan yang kamu pegang tersebut. Baik itu mencari pasar,orang luar,konten aneh semuanya ada di Smartphone kalian.
Konten kali ini juga merupakan bagian dari konten yang sudah banyak di dunia internet yang agan pegang. Tentunya bahan yang akan ane bagikan sangat berbeda dari situs sebelah yang lainnya, Sangat spesial dan terpercaya.
Oke tidak perlu berlama lama lagi, langsung saja ke pembahasan utamanya, Inilah informasi umpan lobster laut lengkap dengan gambar dan isinya.

Lobster atau udang karang disebut juga udang barong. Lobster ini hidup pada perairan berbatu karang dan di dasar laut yang berpasir karang halus dengan
perairan yang mempunyai iklim tropis dan mempunyai suhu rata-rata 28ºC Suman et al. 1993; Moosa dan Aswandy 1984.
Lobster termasuk organisme yang bersifat nocturnal, yaitu mempunyai sifat tidak aktif bergerak dalam mencari makan dan sumber makanannya pun
terdiri dari binatang-binatang laut yang hidupnya menetap pada dasar perairan di sekelilingnya, seperti mollusca, bivalvia, bulu babi, teripang, dan bangkai ikan.
Lobster keluar dari persembunyiannya pada malam hari untuk mencari makan, dan meskipun lobster hidup pada perairan yang lebih dalam pada siang hari, pada
malam hari biasanya akan menuju perairan yang lebih dangkal sampai dengan kedalaman kurang lebih satu meter Moosa dan Aswandy 1984. Hal ini juga
diperkuat oleh pendapat Phillips and Cobb 1980, bahwa pada malam hari lobster meninggalkan liang untuk mencari makan pada daerah terdekat dengan
habitatnya, seperti pada batu karang datar dan hamparan rumput laut dan karena lobster adalah hewan nocturnal.
Pada saat bulan bulan gelap udang karang akan bergerak bebas dan beraktivitas sampai pada kedalaman 11 – 15 meter. Waktu tersebut sangat cocok
untuk dilakukan penangkapan lobster. Lobster merupakan organisme yang bersifat fototaksis negatif. Pada fase bulan purnama udang karang akan bergerak
ke arah yang lebih dalam sampai kedalaman lebih dari 20 meter, atau membenamkan diri ke dalam substrat dan bersembunyi di dalam karang
Prasetyani 2001. Kegiatan penangkapan lobster akan sangat tergantung dari penggunaan
umpan sebagai sumber makanannya. Makanan alami yang digemari lobster adalah dari jenis binatang lunak mollusca, seperti keong dan kekerangan;
binatang berkulit duri echinodermata, seperti bulu babi, bintang laut dan teripang atau lili laut Moosa dan Aswandy 1984. Pada alat tangkap krendet,
jenis umpan yang biasa digunakan untuk menangkap lobster adalah ikan rucah, jenis-jenis molusca dan gastropoda serta kelapa bakar Kholifah 1998.
Penggunaan kulit hewan dapat dijadikan sebagi umpan alternatif karena kandungan protein dalam kulit hewan tersebut. Moosa dan Aswandy 1984,
menyatakan bahwa protein kulit hewan terdiri dari 96 protein terbentuk fibrous protein
dan 4 protein tak terbentuk globural protein. Protein terbentuk terdiri dari atas kolagen, elastin dan keratin. Adanya komponen-komponen
dalam kulit tersebut, memungkinkan penggunan kulit tersebut sebagai umpan untuk menangkap lobster, sesuai dengan sifat lobster yang menyukai jenis
makanan atau umpan yang mengandung protein dan lemak yang tinggi. Umpan yang mempunyai komposisi protein, lemak dan chitine yang
tinggi serta mempunyai bau yang menyengat sangat disukai oleh lobster. Umpan kulit kambing dapat digunakan sebagai umpan alternatif pada alat tangkap
krendet, selain umpan krunken kelapa bakar dan siput laut Kholifah 1998. Selain umpan kulit kambing, umpan dari jenis kulit hewan lainnya seperti kulit
sapi juga dapat digunakan sebagai umpan alternatif pada alat tangkap krendet untuk meningkatkan hasil tangkapan lobster Febrianti 2000. Tertangkapnya
lobster dengan menggunakan umpan asli atau umpan buatan tidak saja karena umpan tersebut mengandung urea, serta perangkap juga berfungsi sebagai tempat
berlindung shelter dari predator Williams 1988.
3 METODOLOGI PENELITIAN
1 Kajian desain dan konstruksi dan pembuatan bubu lobster penelitian serta pemilihan umpan alternatif. Kegiatan kajian desain dan konstruksi bubu
lobster dan pemilihan umpan alternatif dilakukan pada bulan Januari 2008 hingga Desember 2009. Informasi data penelitian diperoleh dalam bentuk
buku dan artikel jurnal dari perpustakaan, yaitu di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan FPIK-IPB Bogor, Fakultas Peternakan IPB Bogor,
LSI-IPB Bogor, Balai Pengembangan Perikanan Laut Muara Baru Jakarta, Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan Semarang, dan Perpustakaan
Tokyo University of Marine Science and Technology TUMSAT Tokyo, Japan. Selain itu, informasi data penelitian juga diperoleh dengan
pengunduhan artikel jurnal melalui internet e-journal, baik jurnal Fisheries Science, Fisheries Research, Australian Journal of Marine and Fresh Water
Research, ICES Journal Marine Science dan sebagainya. Sedangkan rancang bangun bubu lobster modifikasi dilakukan pada bulan Januari –
Juni 2010. Gambar desain bubu lobster modifikasi yang telah tercipta, menjadi acuan untuk dilakukan rancang bangun bubu lipat modifikasi
sesuai dengan desain yang dihasilkan. Bingkai frame bubu dibuat di Cirebon, kemudian dilakukan pemasangan badan jaring dan konstruksi
lainnya di Laboratorium Teknologi Penangkapan Ikan, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
IPB. 2 Analisis protein dan lemak umpan dilakukan di Laboratorium Konservasi
Satwa Langka dan Harapan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, LPPM IPB.
1 Pengujian bubu lobster modifikasi dengan menggunakan umpan tembang sebagai umpan standar yang biasa digunakan nelayan dalam penangkapan
lobster. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Juli dan Agustus 2011 di perairan Teluk Pelabuhanratu.
2 Pengujian bubu lobster modifikasi dengan umpan alternatif yang dilakukan pada bulan Agustus dan September 2011 di perairan Teluk Pelabuhanratu.
3 Pengambilan sampel umpan berdasarkan lama perendaman di air laut sebagai sampel analisis protein dan lemak umpan. Kegiatan ini dilakukan
pada bulan September 2011, dimana pengambilan sampel dilakukan di Pelabuhanratu.
Gambar 11 Lokasi penelitian di Pelabuhanratu Jawa Barat

3.2.1 Penelitian skala laboratorium 1 Kajian desain dan konstruksi dan pembuatan bubu lobster penelitian
serta pemilihan umpan alternatif
Alat dan bahan penelitian dalam kegiatan desain bubu lipat modifikasi terdiri dari perangkat komputer yang terhubung dengan sistem internet yang
digunakan untuk mengunduh informasi jurnal terkait dengan referensi konstruksi bubu dan umpan, peralatan tulis-menulis, Kamera digital untuk
mereproduksi foto dalam bentuk file. Alat dan bahan penelitian dalam kegiatan pembuatan bubu lipat penelitian terdiri dari jaring PE ms 1,5 inci
210 D18, benang PE dia. 2 mm dan 5 mm, lembar plastik tebal 1 mm, pisau, gunting, meteran gulung panjang 5 meter, dan coban plastik.
2 Analisis protein dan lemak umpan
Alat dan bahan yang digunakan adalah sampel ikan tembang dan cacing tanah yang diperoleh dari pengambilan sampel di lapangan. Analisis
protein umpan dibutuhkan masing-masing 0,25 gram sampel, selenium 0,25 gram, 3 ml H
2
SO
4
pekat, 50 ml aquades, 20 ml NaOH 40, 10 ml H
3
B0
3
2, 2 tetes indicator Brom Cresol Green-Methyl Red warna merah muda, HCL 0,1 N, destilasi titrasi, labu Erlenmeyer, dan botol labu kjeldahl.
Analisis lemak umpan dibutuhkan masing-masing 2 gram sampel, kapas, kertas saring, labu soxhlet, dan pelarut lemak.
Alat dan bahan penelitian skala lapangan yang bersifat umum dan digunakan dalam pengujian bubu lobster modifikasi dengan menggunakan umpan
tembang dan pengujian bubu lobster modifikasi dengan umpan alternatif antara lain adalah timbangan, salinometer, Thermometer batang, ember, karamba apung,
mistar, alat tulis camera digital, dan laptop seperti terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Alat dan bahan penelitian
No. Alat dan bahan
Spesifikasi Kegunaan
1 Timbangan
Kapasitas 2 kg dan 5 kg
Pengukuran berat gram per ekor hasil tangkapan
2 Salinometer Portable
Pengukuran salinitas permukaan perairan
3 Thermometer batang
Portable Pengukuran suhu permukaan
perairan 4
Ember Kapasitas 5 kg
Tempat penampungan umpan dan hasil tangkapan
5 Karamba apung
4 m x 4 m x 2 m pxlxt
Tempat penampungan hasil tangkapan
6 Penggaris
Panjang 30 cm dan 50 cm
Pengukuran panjang karapas lobster, panjang ikan, dan lebar
karapas rajungan 7
Alat tulis Pencatatan data respon hasil
experimental fishing 8
Kamera digital Dokumentasi kegiatan
9 Laptop Toshiba
Penyimpanan data penelitian
1 Pengujian bubu lobster modifikasi dengan menggunakan umpan tembang
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 1 unit perahu milik nelayan lokal, 1 unit alat tangkap bubu lipat penelitian dengan sistem
longline, timbangan masing-masing dengan maksimum kapasitas beban 2 kg dan 5 kg, salinometer, thermometer batang, 2 buah ember, 1 unit
karamba apung milik nelayan, bandul tali, alat tulis, penggaris, kamera digital dan laptop. Bahan yang digunakan adalah tembang kondisi segar
yang akan digunakan sebagai umpan untuk kegiatan selama 31 trip operasi penangkapan. Alat dan bahan utama penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Alat dan bahan utama penelitian
No. Alat dan bahan
Spesifikasi Kegunaan
1 Perahu
9 m x 1,2 m x 0,8 m pxlxt
Experimental fishing
2. Alat tangkap bubu lipat penelitian :
a 4 buah bubu lipat modifikasi pintu samping MPS – satu pintu
b 4 buah bubu lipat modifikasi pintu atas MPA – satu pintu
c 4 buah bubu lipat standar S – dua pintu
Ukuran bubu lipat 60 cm x 45 cm x 30
cm pxlxt. Frame bubu besi
galvanis dia. 6 mm. Jaring bubu cover
net PE ms 1,5 inci 210 D18.
Perolehan data respon
hasil experimental
fishing
3 Ikan tembang segar
1 kg = 15 - 17 ekor Umpan pada
bubu lipat
2 Pengujian bubu lobster modifikasi dengan umpan alternatif
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 1 unit perahu milik nelayan lokal, 1 unit alat tangkap bubu lipat penelitian dengan sistem
longline, timbangan masing-masing dengan maksimum kapasitas beban 2 kg dan 5 kg, salinometer, thermometer batang, 2 buah ember, 1 unit
karamba apung milik nelayan, bandul tali, alat tulis, penggaris, kamera digital dan laptop. Bahan yang digunakan adalah tembang kondisi segar
yang akan digunakan sebagai umpan standar dan cacing tanah kondisi hidup untuk kegiatan selama 20 trip operasi penangkapan. Alat dan bahan
utama penelitian dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Alat dan bahan utama penelitian
No. Alat dan bahan
Spesifikasi Kegunaan
1 Perahu
9 m x 1,2 m x 0,8 m pxlxt Experimental
fishing 2.
Alat tangkap bubu lipat penelitian :
d 6 buah bubu lipat modifikasi pintu
samping MPS – satu pintu
e 6 buah bubu lipat standar S – dua pintu
Ukuran bubu lipat 60 cm x 45 cm x 30 cm pxlxt.
Frame bubu besi galvanis dia. 6 mm.
Jaring bubu cover net PE ms 1,5 inci 210 D18.
Perolehan data respon hasil
experimental fishing
3 Tembang segar
Berat 50 – 100 gram Umpan pada
bubu lipat 4
Cacing tanah hidup Berat 50 – 100 gram
Umpan pada bubu lipat
3 Pengambilan sampel umpan berdasarkan lama perendaman di air laut
Alat dan bahan yang digunakan adalah 7 kantong sampel ikan tembang yang masing-masing kantong sampel terdiri dari 4-5 ekor atau 400-500
gram dan 7 kantong sampel cacing tanah yang masing-masing kantong sampel terdiri dari 100-200 gram. Masing-masing kantong sampel
merupakan hasil perendaman di dalam air laut dengan waktu perendaman masing-masing 0, 1, 2, 3, 6, 9, dan 12 jam. Untuk mempertahankan kondisi
sampel dalam keadaan beku, maka diperlukan es batu yang dihancurkan dan stirofoam box.
Lobster termasuk hewan laut yang memiliki capit. Sepintas, hewan satu ini mirip udang, tetapi dengan ukuran tubuh yang lebih besar dan cangkang yang lebih keras. Dianggap sebagai komoditas yang penting, terutama untuk makanan atau bisnis kuliner, lobster telah hadir dalam berbagai jenis, salah satunya lobster air laut. Namun, jika dibandingkan udang, harga hewan ini memang relatif lebih mahal, rata-rata ratusan ribu rupiah per kg.

Dilansir dari Wikipedia, lobster bercapit membentuk sebuah keluarga (Nephropidae, kadangkala juga Homaridae) dari crustacean besar laut. Lobster dapat terus tumbuh sepanjang hidupnya, juga sering berganti kulit.[1] Artinya, lobster menumbuhkan cangkangnya yang baru dan menanggalkan yang tua. Tidak hanya cangkang, lobster juga kadang menumbuhkan kakinya yang hilang.
Termasuk ke dalam kelompok hewan Crustacea, masih menurut referensi yang sama, lobster hidup di batu-batuan di dasar laut, sekitar 3-30 meter di bawah permukaan laut. Binatang tersebut membuat sarang di lubang-lubang batu atau di lantai-lantai berumput laut. Di sarangnya ini, lobster bersembunyi dari predator atau pemangsa.
Lobster umumnya dapat bertahan hidup di bawah air laut hingga 15 tahun, tetapi di aquarium, ia mungkin bisa hidup lebih lama lagi. Tak hanya itu, binatang ini juga disebutkan bisa tumbuh sangat besar. Salah satu catatan rekor sempat menyebutkan bahwa binatang tersebut dapat tumbuh besar hingga seberat 20 kg.
































































































Oke, keren bukan artikelnya?. jika agan ada pertanyaan tentang umpan lobster laut lebih dalam lagi, para pembaca bisa bertanya di sini untuk memantapkan lagi website saya ini yang masih tahap newbie. Saya harap sangat bersyukur dengan adanya konten umpan lobster laut tersebut, para netizen permasalahannya bisa teratasi dan terhibur berkat adanya tulisan ini.
Sekian dari aku, Semoga konten tentang umpan lobster laut ini bisa bermanfaat bagi pembaca semuanya. Akhir kata. Arigato untuk semuanya.
Posting Komentar untuk "umpan lobster laut"